Sejarah PAVALI Yogyakarta
Periode I: Embrio (1991-1993)
Ketika itu, sekitar tahun 1991-1993, para penentu kebijakan SMA Pangudi Luhur Van Lith, alias para penatua, yaitu Bruder Isidorus FIC, Bruder Theo FIC, Bapak Toro, Bapak Pur, dan Ibu Kis meminta teman-teman angkatan 2 untuk membicarakan atau merencanakan tentang lembaga untuk para alumni SMA Pangudi Luhur Van Lith. Tanggung jawab tersebut diserahkan pada angkatan 2 karena teman-teman angkatan 1 sedang fokus pada EBTANAS. Agenda pembahasan pembentukan "lembaga alumni" (istilah yang digunakan ketika itu) kemudian dibicarakan dalam OSIS.
OSIS membentuk tim formator (Budi Sanyoto, Dedet, Raymon, Danto, Fidel, Enconk, dll.) yang termasuk di dalamnya adalah ketua OSIS dan ketua DK. Tim formator inilah yang sejak awal membicarakan bentuk, ruang lingkup, visi misi, tujuan, termasuk nama, lambang, dll., tentang "lembaga alumni" itu. Pada waktu itu juga sempat diadakan sayembara berhadiah untuk menentukan nama dan lambang dari "lembaga alumni" tersebut. Ada beberapa usulan nama selain "PAVALI", salah satunya adalah "ALVAGA", Alumni Van Lith Manunggal.
Periode II: Proses Awal-Akhir 1998
Romo Santo, Pr. mengajak Aris (angkatan 1), Fidel (angkatan 2), dan Goro (angkatan 3) untuk membuat LPPA Van Lith, yaitu Lembaga Pelayanan Pendampingan Van Lith, sebuah lembaga yang akan mengakomodir kebutuhan eksvanlith. Sempat mencari tempat atau rumah untuk basecamp dengan cara meminta pertolongan ke Bruder Kepala Komunitas FIC Kidul Loji. Konsep LPPA murni dari gagasan Romo Santo. Tetapi, rencana ini kandas di tengah jalan.
Tanggal 20 Oktober 1999
Situs "exvanlith.net" dengan semboyan "string of fraternity" online di internet dengan tujuan untuk mempererat dan menyambung tali persaudaraan sesama eksvanlith. Moderatornya adalah Kens (angkatan 5).
Tanggal 7 Juni 2000
Risalah AD/ART Paguyuban Alumni Van Lith dibuat oleh pengurus yang dipimpin oleh Michael Yudha W. (angkatan 2) sebagai ketua dan Domingus Elcid Li (angkatan 2) sebagai Majelis Perwakilan.
Tanggal 8 Juli 2000
Raymond Mudrig (angkatan 2) membuat mailing list lintas angkatan alumni SMA Pangudi Luhur Van Lith yang beralamatkan vivaVL@yahoogroups.com. Email pertama tertulis, "Halo friends, ini e-mail test ajah... Salam Raymond..."
Tanggal 25-27 Agustus 2000
Pembahasan cetak biru Arah Dasar PAVALI dan sosialisasinya di SMA Pangudi Luhur Van Lith.
Tanggal 9 September 2000
Sarasehan PAVALI dan pentas seni pembacaan prosa lirik "Pangkuan Pariyem" di SMA Pangudi Luhur Van Lith.
Tanggal 31 Oktober 2000
PAVALI mengadakan sarasehan pendidikan nasional dengan tema "Revolusi Pendidikan dan Kebangkitan Bangsa" di Taman Kanisius, Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan kegiatan perdana PAVALI sekaligus sebagai deklarasi PAVALI.
Periode III: 2001-2003
Tongkat estafet kemudian diserahkan kepada Bloko (angkatan 8) untuk mengelola basecamp dan kegiatan PAVALI. Namun, terjadi kevakuman kegiatan yang amat panjang meskipun PAVALI sudah mempunyai basecamp sendiri di Jl. Legi 9A Papringan, Mrican, Yogyakarta. Basecamp berupa rumah kontrakan dengan beberapa kamar yang dihuni oleh beberapa eksvanlith yang sumber pendanaannya berasal dari SMA Pangudi Luhur Van Lith.
Akhir 2003-2004
Berangkat dari suatu keprihatinan karena vakumnya kegiatan PAVALI maka beberapa teman aktif yang tersisa berkumpul beberapa kali (sekitar 5 kali) di basecamp Jl. Legi 9A Papringan, Mrican, Yogyakarta. Beberapa nama yang sering berkumpul yaitu Mbeluk (angkatan 9), Tiok (angkatan 7), Basil (angkatan 7), Goro (angkatan 3), Danto (angkatan 2), Anton almarhum (angkatan 6), dan beberapa kawan lainnya. Intinya adalah merencanakan temu eksvanlith yang secara khusus dapat menghidupkan kembali PAVALI. Namun, rencana tersebut kandas di tengah jalan.
8 September dan 27 Oktober 2005
Terjadi diskusi bersama di rumah kontrakan eksvanlith angkatan 12, Jl. Jembatan Merah V/62 Gejayan, Yogyakarta. Digawangi oleh Beny, Birong, Puguh, Sutaman (angkatan 10), Goro (angkatan 3) yang saat itu masih menjadi pamong di SMA Pangudi Luhur Van Lith, Ponco (angkatan 12), Chris Abdi (angkatan 12), Yudith (angkatan 12), dan beberapa kawan lainnya. Diskusi itu menghasilkan rencana besar untuk membuat temu akbar tanggal 11-12 Februari 2006. Sudah terbentuk panitia dan proposal sudah jadi. Namun, rencana itu kandas lagi.
Pascagempa Jogja (27 Mei 2006)
Hari Minggu, sehari pascagempa Jogja, tanggal 28 Mei 2006, para eksvanlith berkumpul di bangsal ASPA bersamaan dengan acara lustrum ke-3 di SMA Pangudi Luhur Van Lith. Setelah itu, banyak kawan berkumpul di basecamp Jl. Jembatan Merah (kontrakan angkatan 12). Dengan modal tekad yang besar meski nol logistik, PAVALI sepakat untuk membuat posko tanggap darurat korban gempa Jogja dengan nama "PAVALI CARE". Tim terdiri dari Kordum Benny (angkatan 10), Kord. Survey Goro (angkatan 3), Bendahara Lusia Savitri, Kord. Basis Data Birong (angkatan 10), Transportasi Dion (angkatan 10), dan Kord. Gudang Logistik Seno (angkatan 10). Dalam waktu seminggu tim ini dapat mengumpulkan donatur dan logistik yang sangat banyak sdengan cara hunting. Selama sebulan, tim bekerja untuk membantu korban gempa. Namun, setelah itu, tim bubar sendiri-sendiri. Pengalaman kerja tim yang sangat berkesan adalah banyaknya nama yang terlibat dari angkatan 1 sampai 12.
Periode IV: Konsolidasi PAVALI Yogyakarta
Tanggal 22-23 Juni 2008
Sekitar 25 orang eksvanlith muda dan didampingi oleh Eva (angkatan 1), Yudha (angkatan 2), Goro (angkatan 3), Gepeng (angkatan 3), Basil (angkatan 7), dan diketuai Garbo (angkatan 13) mengadakan weekend prakonsolidasi PAVALI Yogyakarta di Wisma APKM Kaliurang. Berawal dari sebuah gerilya ketuk pintu kost yang dikomandoi Goro (angkatan 3), tidak lagi melalui rapat karena belajar dari pengalaman kalau melalui rapat-rapat hanya menjadi wacan adan kandas di tengah jalan, serta disemangati wacana yang berkembang di milis PAVALI tentang kebutuhan eksistensi PAVALI, maka terealisasi sudah "duduk bersama" untuk membentuk kembali PAVALI Yogyakarta. Weekend ini menguatkan kembali semangat teman-teman untuk membentuk kepengurusan wilayah. Terpilih untuk ketua panitianya adalah Adri (angkatan 13) dan Felix (angkatan 14).
13-14 September 2008
Bertempat di aula SMA Pangudi Luhur Van Lith, terkumpul sebanyak 105 orang yang terdiri dari wakil angkatan 1-10 sebanyak 17 orang, angkatan 11 sebanyak 7 orang, angkatan 12 sebanyak 4 orang, angkatan 13 sebanyak 21 orang, angkatan 14 sebanyak 29 orang, dan angkatan 15 sebanyak 27 orang, mengadakan konsolidasi PAVALI Jogja. Kepengurusan PAVALI Jogja yang baru terbentuk dengan dikomandani oleh Garbo (angkatan 13) dan Wisnu (angkatan 14) yang akhirnya juga menjadi eksekutor dan pelaksana Reuni Akbar Nasional. Bermula dari kepengurusan ini, eksistensi PAVALI Yogyakarta mulai bangkit kembali dan selalu meregenerasi pengurus setiap tahunnya.
26 Oktober 2010 (Merapi "bangkit dari tidur")
Berawal dari rapat beberapa alumni di basecamp PAVALI Yogyakarta dan didukung oleh pihak SMA Pangudi Luhur Van Lith, berdirilah posko PAVALI Peduli di area SMA Pangudi Luhur Van Lith. Saat itu, Posko PAVALI Peduli menyediakan logistik dan tempat penampungan pengungsi. Ada sekitar 2500 pengungsi yang menetap di area SMA Pangudi Luhur Van Lith. Seluruh alumni lintas angkatan dari berbagai kota ikut serta menjadi relawan dan menyumbang untuk logistik. Posko ini berdiri sampai pascadarurat atau masa recovery di dusun Bojong dan sekitarnya.
Sampai sekarang, PAVALI terus berusaha mempertahankan eksistensi dan semangatnya menuju paguyuban yang penuh persaudaraan dan mampu berkontribusi bagi sesama dan negara...
Viva Van Lith!
Ketika itu, sekitar tahun 1991-1993, para penentu kebijakan SMA Pangudi Luhur Van Lith, alias para penatua, yaitu Bruder Isidorus FIC, Bruder Theo FIC, Bapak Toro, Bapak Pur, dan Ibu Kis meminta teman-teman angkatan 2 untuk membicarakan atau merencanakan tentang lembaga untuk para alumni SMA Pangudi Luhur Van Lith. Tanggung jawab tersebut diserahkan pada angkatan 2 karena teman-teman angkatan 1 sedang fokus pada EBTANAS. Agenda pembahasan pembentukan "lembaga alumni" (istilah yang digunakan ketika itu) kemudian dibicarakan dalam OSIS.
OSIS membentuk tim formator (Budi Sanyoto, Dedet, Raymon, Danto, Fidel, Enconk, dll.) yang termasuk di dalamnya adalah ketua OSIS dan ketua DK. Tim formator inilah yang sejak awal membicarakan bentuk, ruang lingkup, visi misi, tujuan, termasuk nama, lambang, dll., tentang "lembaga alumni" itu. Pada waktu itu juga sempat diadakan sayembara berhadiah untuk menentukan nama dan lambang dari "lembaga alumni" tersebut. Ada beberapa usulan nama selain "PAVALI", salah satunya adalah "ALVAGA", Alumni Van Lith Manunggal.
Periode II: Proses Awal-Akhir 1998
Romo Santo, Pr. mengajak Aris (angkatan 1), Fidel (angkatan 2), dan Goro (angkatan 3) untuk membuat LPPA Van Lith, yaitu Lembaga Pelayanan Pendampingan Van Lith, sebuah lembaga yang akan mengakomodir kebutuhan eksvanlith. Sempat mencari tempat atau rumah untuk basecamp dengan cara meminta pertolongan ke Bruder Kepala Komunitas FIC Kidul Loji. Konsep LPPA murni dari gagasan Romo Santo. Tetapi, rencana ini kandas di tengah jalan.
Tanggal 20 Oktober 1999
Situs "exvanlith.net" dengan semboyan "string of fraternity" online di internet dengan tujuan untuk mempererat dan menyambung tali persaudaraan sesama eksvanlith. Moderatornya adalah Kens (angkatan 5).
Tanggal 7 Juni 2000
Risalah AD/ART Paguyuban Alumni Van Lith dibuat oleh pengurus yang dipimpin oleh Michael Yudha W. (angkatan 2) sebagai ketua dan Domingus Elcid Li (angkatan 2) sebagai Majelis Perwakilan.
Tanggal 8 Juli 2000
Raymond Mudrig (angkatan 2) membuat mailing list lintas angkatan alumni SMA Pangudi Luhur Van Lith yang beralamatkan vivaVL@yahoogroups.com. Email pertama tertulis, "Halo friends, ini e-mail test ajah... Salam Raymond..."
Tanggal 25-27 Agustus 2000
Pembahasan cetak biru Arah Dasar PAVALI dan sosialisasinya di SMA Pangudi Luhur Van Lith.
Tanggal 9 September 2000
Sarasehan PAVALI dan pentas seni pembacaan prosa lirik "Pangkuan Pariyem" di SMA Pangudi Luhur Van Lith.
Tanggal 31 Oktober 2000
PAVALI mengadakan sarasehan pendidikan nasional dengan tema "Revolusi Pendidikan dan Kebangkitan Bangsa" di Taman Kanisius, Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan kegiatan perdana PAVALI sekaligus sebagai deklarasi PAVALI.
Periode III: 2001-2003
Tongkat estafet kemudian diserahkan kepada Bloko (angkatan 8) untuk mengelola basecamp dan kegiatan PAVALI. Namun, terjadi kevakuman kegiatan yang amat panjang meskipun PAVALI sudah mempunyai basecamp sendiri di Jl. Legi 9A Papringan, Mrican, Yogyakarta. Basecamp berupa rumah kontrakan dengan beberapa kamar yang dihuni oleh beberapa eksvanlith yang sumber pendanaannya berasal dari SMA Pangudi Luhur Van Lith.
Akhir 2003-2004
Berangkat dari suatu keprihatinan karena vakumnya kegiatan PAVALI maka beberapa teman aktif yang tersisa berkumpul beberapa kali (sekitar 5 kali) di basecamp Jl. Legi 9A Papringan, Mrican, Yogyakarta. Beberapa nama yang sering berkumpul yaitu Mbeluk (angkatan 9), Tiok (angkatan 7), Basil (angkatan 7), Goro (angkatan 3), Danto (angkatan 2), Anton almarhum (angkatan 6), dan beberapa kawan lainnya. Intinya adalah merencanakan temu eksvanlith yang secara khusus dapat menghidupkan kembali PAVALI. Namun, rencana tersebut kandas di tengah jalan.
8 September dan 27 Oktober 2005
Terjadi diskusi bersama di rumah kontrakan eksvanlith angkatan 12, Jl. Jembatan Merah V/62 Gejayan, Yogyakarta. Digawangi oleh Beny, Birong, Puguh, Sutaman (angkatan 10), Goro (angkatan 3) yang saat itu masih menjadi pamong di SMA Pangudi Luhur Van Lith, Ponco (angkatan 12), Chris Abdi (angkatan 12), Yudith (angkatan 12), dan beberapa kawan lainnya. Diskusi itu menghasilkan rencana besar untuk membuat temu akbar tanggal 11-12 Februari 2006. Sudah terbentuk panitia dan proposal sudah jadi. Namun, rencana itu kandas lagi.
Pascagempa Jogja (27 Mei 2006)
Hari Minggu, sehari pascagempa Jogja, tanggal 28 Mei 2006, para eksvanlith berkumpul di bangsal ASPA bersamaan dengan acara lustrum ke-3 di SMA Pangudi Luhur Van Lith. Setelah itu, banyak kawan berkumpul di basecamp Jl. Jembatan Merah (kontrakan angkatan 12). Dengan modal tekad yang besar meski nol logistik, PAVALI sepakat untuk membuat posko tanggap darurat korban gempa Jogja dengan nama "PAVALI CARE". Tim terdiri dari Kordum Benny (angkatan 10), Kord. Survey Goro (angkatan 3), Bendahara Lusia Savitri, Kord. Basis Data Birong (angkatan 10), Transportasi Dion (angkatan 10), dan Kord. Gudang Logistik Seno (angkatan 10). Dalam waktu seminggu tim ini dapat mengumpulkan donatur dan logistik yang sangat banyak sdengan cara hunting. Selama sebulan, tim bekerja untuk membantu korban gempa. Namun, setelah itu, tim bubar sendiri-sendiri. Pengalaman kerja tim yang sangat berkesan adalah banyaknya nama yang terlibat dari angkatan 1 sampai 12.
Periode IV: Konsolidasi PAVALI Yogyakarta
Tanggal 22-23 Juni 2008
Sekitar 25 orang eksvanlith muda dan didampingi oleh Eva (angkatan 1), Yudha (angkatan 2), Goro (angkatan 3), Gepeng (angkatan 3), Basil (angkatan 7), dan diketuai Garbo (angkatan 13) mengadakan weekend prakonsolidasi PAVALI Yogyakarta di Wisma APKM Kaliurang. Berawal dari sebuah gerilya ketuk pintu kost yang dikomandoi Goro (angkatan 3), tidak lagi melalui rapat karena belajar dari pengalaman kalau melalui rapat-rapat hanya menjadi wacan adan kandas di tengah jalan, serta disemangati wacana yang berkembang di milis PAVALI tentang kebutuhan eksistensi PAVALI, maka terealisasi sudah "duduk bersama" untuk membentuk kembali PAVALI Yogyakarta. Weekend ini menguatkan kembali semangat teman-teman untuk membentuk kepengurusan wilayah. Terpilih untuk ketua panitianya adalah Adri (angkatan 13) dan Felix (angkatan 14).
13-14 September 2008
Bertempat di aula SMA Pangudi Luhur Van Lith, terkumpul sebanyak 105 orang yang terdiri dari wakil angkatan 1-10 sebanyak 17 orang, angkatan 11 sebanyak 7 orang, angkatan 12 sebanyak 4 orang, angkatan 13 sebanyak 21 orang, angkatan 14 sebanyak 29 orang, dan angkatan 15 sebanyak 27 orang, mengadakan konsolidasi PAVALI Jogja. Kepengurusan PAVALI Jogja yang baru terbentuk dengan dikomandani oleh Garbo (angkatan 13) dan Wisnu (angkatan 14) yang akhirnya juga menjadi eksekutor dan pelaksana Reuni Akbar Nasional. Bermula dari kepengurusan ini, eksistensi PAVALI Yogyakarta mulai bangkit kembali dan selalu meregenerasi pengurus setiap tahunnya.
26 Oktober 2010 (Merapi "bangkit dari tidur")
Berawal dari rapat beberapa alumni di basecamp PAVALI Yogyakarta dan didukung oleh pihak SMA Pangudi Luhur Van Lith, berdirilah posko PAVALI Peduli di area SMA Pangudi Luhur Van Lith. Saat itu, Posko PAVALI Peduli menyediakan logistik dan tempat penampungan pengungsi. Ada sekitar 2500 pengungsi yang menetap di area SMA Pangudi Luhur Van Lith. Seluruh alumni lintas angkatan dari berbagai kota ikut serta menjadi relawan dan menyumbang untuk logistik. Posko ini berdiri sampai pascadarurat atau masa recovery di dusun Bojong dan sekitarnya.
Sampai sekarang, PAVALI terus berusaha mempertahankan eksistensi dan semangatnya menuju paguyuban yang penuh persaudaraan dan mampu berkontribusi bagi sesama dan negara...
Viva Van Lith!
![]() |
Logo Paguyuban Van Lith (PAVALI) |